Jika kita amati sepanjang tahun, maka kita akan mendapati gerak semu tahunan matahari. Dikatakan gerakan semu tahunan matahari karena matahari "Seakan-akan" bergerak dari katulistiwa, ke utara hingga deklinasi 23,5°, ke katulistiwa, ke selatan hingga deklinasi -23,5° dan kembali ke posisi awal selama waktu setahun.
Akibat gerakan ini pula matahari akan tepat berada diatas suatu daerah tertentu pada waktu tertentu. Salah satunya adalah ka’bah yang akan disinggahi matahari sebanyak 2 kali setiap tahunnya, yaitu pada tanggal 28 Mei dan 16 Juli. Peristiwa dimana matahari berada tepat diatas Ka’bah ini dinamakan Istiwa A’dhom.
Akibat gerakan ini pula matahari akan tepat berada diatas suatu daerah tertentu pada waktu tertentu. Salah satunya adalah ka’bah yang akan disinggahi matahari sebanyak 2 kali setiap tahunnya, yaitu pada tanggal 28 Mei dan 16 Juli. Peristiwa dimana matahari berada tepat diatas Ka’bah ini dinamakan Istiwa A’dhom.
Nah, karena matahari berada tepat di atas ka’bah maka semua bayangan benda tegak tentu saja akan mengarah pada Ka’bah. Jadi, kita dapat memanfaatkan peristiwa ini untuk mengoreksi arah kiblat pada masjid, mushola, surau bahkan rumah kita sendiri.
Istiwa a’dhom sendiri terjadi pada tanggal 28 Mei pukul 12.18 waktu Arab atau 16.18 WIB. Kejadian yang sama juga akan terulang pada 16 Juli pukul 12.27 waktu Arab atau 16.27 WIB.
Sekarang, bagaimana cara kita mengoreksinya?
Istiwa a’dhom sendiri terjadi pada tanggal 28 Mei pukul 12.18 waktu Arab atau 16.18 WIB. Kejadian yang sama juga akan terulang pada 16 Juli pukul 12.27 waktu Arab atau 16.27 WIB.
Sekarang, bagaimana cara kita mengoreksinya?
- Sediakan tongkat lurus dengan panjang ± 1 meter atau benang panjang berbandul.
- Jangan lupa cocokkan waktu di daerah kita dengan tepat.
- Tentukan juga lokasi pengukuran, didalam atau diluar ruangan, yang penting tempat tersebut datar dan masih mendapat sinar matahari saat peristiwa istiwa a’dhom berlangsung.
- Pasang tongkat dengan tegak atau pasang benang yang sudah diberi bandul serta penyangganya di lokasi tersebut.
- Jika telah saatnya istiwa a’dhom berlangsung, maka amatilah bayangan matahari yg terjadi. Bayangan tongkat atau benang tersebut akan menunjukkan arah kiblat. Tandai pula bayangan tongkat tersebut.
- Agar bisa menggunakannya di tempat lain, dapat pula kita melukiskan bayangan tersebut di ats kertas, lalu kita cocokkan arah mata anginnya dengan kompas.
- Sekarang kita bisa mendapatkan arah kiblat yg cocok dan insya Allah benar.
Tetapi bagaimana jika lokasi kita berada di daerah WIT yang tentu saja matahari telah terbenam ketika peristiwa itu berlangsung?
Jangan khawatir, masih ada kesempatan untuk melakukan pengukuran yakni pada tanggal 28 November pukul 00.09 waktu Arab atau 06.09 WIT dan peristiwa yang sama akan terulang pada tanggal 17 Januari pukul 00.29 waktu Arab atau 06.29 WIT. Karena pada waktu tersebut matahari terletak di antipode atau nadir (tepat berada di bawah ka’bah).
Dan jika pada hari istiwa a’dhom tersebut di daerah kita awan menutupi matahari atau mendung, maka kita masih bisa melakukan metode ini tetapi dalam batas 2 hari sebelum dan sesudah hari istiwa a’dhom tersebut. Dengan catatan, hari sebelumnya dikurangi 3 menit per hari, sesudahnya ditambah 3 menit per hari (berlaku kebalikan untuk tanggal 16 juli).
Nah, Selamat mencoba :)
Jangan khawatir, masih ada kesempatan untuk melakukan pengukuran yakni pada tanggal 28 November pukul 00.09 waktu Arab atau 06.09 WIT dan peristiwa yang sama akan terulang pada tanggal 17 Januari pukul 00.29 waktu Arab atau 06.29 WIT. Karena pada waktu tersebut matahari terletak di antipode atau nadir (tepat berada di bawah ka’bah).
Dan jika pada hari istiwa a’dhom tersebut di daerah kita awan menutupi matahari atau mendung, maka kita masih bisa melakukan metode ini tetapi dalam batas 2 hari sebelum dan sesudah hari istiwa a’dhom tersebut. Dengan catatan, hari sebelumnya dikurangi 3 menit per hari, sesudahnya ditambah 3 menit per hari (berlaku kebalikan untuk tanggal 16 juli).
Nah, Selamat mencoba :)
0 komentar:
Posting Komentar